Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan


DOWNLOAD ARTIKEL INI (VERSI .DOC) 

Menurut Simon, Proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia kemudian menambahkan fase keempat yakni implementasi. Gambaran konseptual pengambilan keputusan menurut simon dapat dilihat pada gambar 3.1.
Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realias diuji, dan masalah diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan masalah juga ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan sistem. Hal ini dilakuka dengan membuat asumsi asumsi yang menyederhanakan realitas  dan menuliskan hubungan diantara semua variabel. Model ini kemudia divalidasi dan titentukanlah kriteria denga menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah didefinisikan.proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi solusi solusi alternatif dan demikian sebaliknya.
Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.
Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sebelumnya.
(sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013)

3.2.3.1 Fase Inteligensi

Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning(Pemindaian) lingkungan, baik secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Adapun aktivitas-aktivitas yamg dilakukan dalam fase Inteligensi ini dapat dilihat pada keterangan-keterangan berikut (sumber: http:// pribadisigit .web. ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013).

3.2.3.1.1 Identifikasi Masalah (Peluang)

Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan dengan isu yang diperhatikan (misal manajemen inventori, seleksi kerja, kurangnya atau tidak tepatnya kehadiran Web), dan determinasi apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Masalah terjadi karena ketidakpuasan terhadap suatu quo. Ketidakpuasan merupakan hasil dari perbedaan antara apa yang kita inginkan (harapkan) dan apa yang terjadi. Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala-gejalanya, menentukan keluasanya, dan mendefinisikannya secara eksplisit. Eksitensi masalah dapat ditentukan dengan memonitor dan menganalisis tingkat produktivitas organisasi. Ukuran produktivitas dan konstruksi sebuah model didasarkan pada rata riil.
Menentukan apakah masalah benar-benar ada, dimana masalah tersebut,dan seberapa signifikan, dapat dilakukan setelah investigasi awal selesai dilakukan. Poin kunci adalah apakah sistem informasi melaporkan masalah atau hanya melaporkan gejala-gejala dari sebuah masalah.
(sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013)

3.2.3.1.2 Klasifikasi Masalah

Klasifikasi masalah adalah sebuah konseptualisasi terhadap suatu masalah dalam rangka menempatkannya dalam suatu kategori yang dapat didefinisikan, barangkali mengarah kepada suatu pendekatan solusi standar. Pendekatan yang penting mengklasifikasikan masalah-masalah sesuai tingkat strukturisasi pada masalah tersebut (sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013).

3.2.3.1.3 Kepemilikan Masalah

Menentukan kepemilikan masalah merupakan hal penting pada fase inteligensi. Sebuah maslah ada di dalam sebuah organisasi hanya jiak seseorang atau berberapa kelompokmengambil tanggung jawab untuk mengatasinya dan jika
 organisasi punya kemampuan untuk memecahkannya.
Ketika kepemilikan masalah tidak ditentukan, maka seseorang tidak melakukan tugasnya atau masalah akan diidentifikasi sebagai masalah orang lain. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk secara sukarela �memilikinya� atau menugaskannya kepada orang lain. Fase inteligensi berakhir dengan pernyataan masalah secara formal.
(sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013)

3.2.3.2 Fase Desain

Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak (sumber:http:// pribadisigit. Web .ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013).

3.2.3.2.1 Memilih Sebuah Prinsip Pilihan

Prinsip pilihan adalah sebuah  kriteria  yang  menggambarkan  akseptabilitas
dari sebuah solusi ( kemampuan untuk data diterima). Pada sebuah model, prinsip tersebut adalah sebuah variabel hasil. Memilih sebuah prinsip pilihan bukanlah bagian fase pilihan, namun melibatkan bagaimana kita membangun sasaran pengambilan keputusan kita dan bagaimana sasaran tersebut dimasukkan ke dalam suatu model (sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013).

3.2.3.2.2 Mengembangkan Alternatif-Alternatif

Bagian signifikan dari proses pembangunan model adalah menhasilkan berbagai alternatif. Pencarian terhadap berbagai alternatif basanya erjadi setelah kriteria untuk mengevaluasi alternatif dilakukan. Sekuensi ini dapat mengurangi pencarian alternatif dan usaha yang dikeluarkan untuk mengevaluasinya, namun mengidentifikasi alternatif-alternatif potensial kadang-kadang dapat membantu mengidentifikasi ktriteria (sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf
tanggal akses 20 Juni 2013).

3.2.3.2.3 Mengukur Hasil Akhir

Nilai dari sebuah alternatif dievaluasi dalam hal pencapaian tujuan. Kadang-kadang suatu hasil dinyatakan secara langsung dalam istilah tujuan. Sebagai contoh, laba adalah hasil akhir, maksimalisasi laba adalah suatu tujuan,dan keduanya dinyatakan dalam terminologi dollar. Hasil akhir seperti keputusan pelanggan  dapat  diukur  dengan  jumlah   keseluruhan   dengan  tingkat  loyalitas
terhadap sebuah produk, atau dengan rating hasil survei (sumber :http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013).

3.2.3.3 Fase Pilihan

Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dan karena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebgai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuah solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih. Memecahkan sebuah model tidak sama halnya dengan memecahkan masalah yang direpresentasikan oleh model. Solusi untuk model menghasilkan sebuah solusi yang direkomendasikan untuk masalah. Masalah dianggap dipecahkan hanya jika solusi yang direkomendasikan sukses diterapkan.
Pemecahan  sebuah  model   pengambilan  keputusan  melibatkan  pencarian
terhadap suatu tindakan yang tepat. Pendekatan pencarian melibatkan teknik analitik (memecahkan suatu formula), algoritma (prosedur langkah demi langkah). Heuristik(aturan utama), dan blind search (menebak di dalam gelap, idealnya dalam suatu cara yang logis). Masing-masing alternatif harus dievaluasi. Jika sebuah alernatif mempunyai berbagai tujuan, maka semua tujuan harus diuji dan seimbang jika dihadapkan dengan yang lainnya. Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan ketangguhan sembarang alernatif yang diberikan (sedikit perubahan dalam parameter idealnya mendorong ke sedikit atau tidak ada perubahan dalam alternatif yang dipilih.
(sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013)

3.2.3.4 Fase Implementasi

Pada hakitaknya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasan batasan yang tidak jelas. Singkat kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer (sumber:http://pribadisigit.web.ugm.ac.id/data/myta.pdf tanggal akses 20 Juni 2013).


DOWNLOAD ARTIKEL INI (VERSI .DOC) 
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar