Metode Analitycal Hierarchy Procces (AHP)

AHP merupakan  suatu  model  pendukung  keputusan  yang  dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Analytical HierarchyProcesssering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:
1.        Struktur yang hierarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2.        Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai criteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambilan keputusan.
3.        Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
 (sumber:http://www.faradika.web.id/2012/04/mengenal- metode -ahp - analytical. html#more tanggal akses 20 Juni 2012)

Kelebihan Dan Kekurangan  Analytical Hierarchy Process

Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dengan yang lainnya:
1.        Struktur yang hierarki, sebagai konsekuensi dan criteria yang dipilih, sampai pada sub-sub criteria yang paling dalam.
2.        Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3.        Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Sedangkan kelemahan metode Analytical HierarchyProcess adalah sebagai berikut:
1.        Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2.        Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
(sumber:http://catur-cio-8a.blog.ugm.ac.id /2013 /03 /25/ aplikasi- multi- criteria-decision-making-mcdm-dengan-ahp-dan-simulasinya tanggal akses 20 Juni 2013)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar